Kamis, 19 Februari 2015

“KONON PARA SYETAN PUN SERING DIBOHONGI SAMA ANAK2NYA”


Kalau lihat berita2 tentang korupsi di TV, kelihatannya saat ini kejujuran benar2 menjadi barang langka & mahal banget di negri kita.

Saya punya sebuah cerita. Konon suatu hari IBLIS sebagai raja dari para syetan sedang mengadakan rapat Evaluasi Tahunan di Istananya. Para petinggi2 Syetan hadir untuk dimintai pertanggungjawaban tentang kinerja mereka menggoda manusia2 di seluruh dunia. Ternyata, mereka organisasikannya dengan sangat professional. Mereka membagi tugas ini sesuai teritori negara.

Ada yang menarik dari rapat ini. Seorang Pejabat Syetan yang baru setahun ditugaskan di Indonesia ternyata mengeluh dan minta untuk segera dimutasi pindah tugas. Padahal menurut Annual report, hasil kerjanya cukup memuaskan karena Index korupsi di Indonesia cukup tinggi.

“Pak, Saya mohon agar saya segera bisa dimutasi. Saya nggak kuat lagi ditugaskan di Indonesia.”

Si Iblis pun bertanya “Loh memangnya kenapa?”

Si pejabat syetan menjawab “Di Indonesia itu orangnya pada doyan bohong. Disana itu apapun dikorupsi. Pokoknya hampir nggak ada yang nggak dikorupsi. ”

Si Iblis dengan bingung bertanya ” Loh, bukannya malah tugas kamu jadi lebih ringan? Kan enak nggak usah capek2 bikin mereka masuk neraka?”

Si pejabat syetan pun menjawab “Bukan begitu masalahnya pak. Gara2 sering bergaul sama orang Indonesia, sekarang anak-anak saya jadi sering BOHONGIN saya!”

Hahaha. …Cerita inipun tentu cuma BOHONG. Dan jadi kelihatan bikin pesimis banget ngelihat Indonesia. Tapi kalau lihat kehidupan kita sehari2, ternyata mencari orang yang bisa dipercaya itu makin lama makin susah. Sehingga kita harus bayar ongkos yang mahal dari budaya tidak jujur ini. Cari teman bisnis yang jujur jadi semakin susah, karena takut ditipu. Cari asisten rumah tangga yang jujur juga susah, takut anak kita diculik. Cari karyawan jujur juga susah, sehingga harus pasang kamera CCTV dimana2, dst

Dan ternyata itu belum seberapa, yang lebih menyakitkan kalau anak2 kita mulai sering berbohong. Beberapa kali saya mendengar pengalaman para orang tua di kelas parenting yang pusing & stress karena anak2 mereka sering bohong dan mulai belajar tipu2.

Kita para orang tua pasti kecewa banget kalau melihat anak2 kita berbohong apalagi mulai tipu2 orang tuanya. Terus harus gimana? Yang pasti anda jangan minta dimutasi pindah tugas. Khan bukan syetan. Hehe..

PERTAMA, Dan ini yang terpenting !. Yuk evaluasi diri kita sebagai orang tua, jangan2 anak2 kita berbohong justru karena mencontoh kita. Kebanyakan sih perilaku jujur itu adalah “WARISAN”. Demikian juga sebaliknya.

Pernah dengar kan berita tentang Office Boy yang menemukan uang Rp 100 JUTA, terus dibalikin. Pas ditanya kenapa? Ia hanya menjawab bahwa itu pesan orang tuanya sejak kecil untuk tidak mengambil apapun yang bukan haknya. Begitu juga dengan cerita sang ketua KPK, Abraham Samad waktu ketahuan ibunya ia ngambil kapur disekolah. Si Ibu pun marah dan menyuruh Samad untuk mengembalikan kapur2 itu karena itu bukan haknya.

Konsep mendidik anak yang yang FIRM seperti ini akan membuat anak kita melihat sebuah garis yang TEGAS dan TERANG tentang value kejujuran.

Saya sendiri baru benar-benar merasakan akhir2 ini. Ternyata tidak mudah untuk TEGAS dengan prinsip KEJUJURAN. Saya harus berusaha mati2an karena ternyata tanpa sadar saya sering banget “BERNEGOSIASI MENCARI PEMBENARAN” atas perilaku tidak jujur saya.

Kalau prinsip KEJUJURAN itu SANGAT TEGAS TERLIHAT didalam keluarga, anak2 kita akan dengan mudah mencontoh. Tapi kalau di keluarga kita sendiri “ABU-ABU, anak kita akan membuat kesimpulan tentang value ini sesuai persepsi mereka masing2. Kalau sudah begini, kita marah2 pun hanya akan membuat mereka ‘confuse’(bingung) karena apa yang mereka lihat sama apa yang kita nasehatkan kok beda.

KEDUA, Kebanyakan kita ‘semangat’ banget ngomel2 sama anak kalau ia melakukan kesalahan, tapi pelitnya minta ampun kalau disuruh memuji saat ia melakukan kebaikan.

Nah, mulai sekarang kalau anak kita JUJUR saat melakukan kesalahan, jangan pelit2 untuk memujinya!
Contoh : Suatu saat ia datang dengan membawa nilai ulangannya yang ‘kebakaran’. Biasanya orang tua langsung berorasi panjang lebar begini “Kan mama sudah bilang…bla..bla..bla…”

Apa akibatnya?
Pertama, Kemungkinan besar si anak nggak dengerin ocehan kita karena Bete diomel2in.

Kedua, besok2 dia kapok untuk jujur ngasih tau nilainya ke ortu. Ternyata lebih enak kalau bohong, nggak harus diomel2in. Kalaupun besok disuruh gurunya minta tanda tangan ortu, pasti besok ia akan memalsukan tanda tangan orang tuanya. Nah kan, meningkat ke perilaku bohong yang lain (hehe..pengalaman pribadi)

Mulai sekarang, kalau anak datang dengan nilai kebakaran, langkah pertama adalah PUJI DIA HABIS2AN!! “Bunda bangga nak, Kamu anak bunda yang luar biasa karena sudah berani jujur . Nggak banyak loh nak anak yang berani jujur seperti kamu. “

Lah terus gimana dengan nilainya yang kebakaran. Kok kita diamkan?

Tunggu dulu! itu masalah yang berbeda dan harus dipisahkan. Masalah dia berani jujur itu sebuah masalah tersendiri. Dan harus kita puji. Masalah Nilai jelek itu masalah lain. Setelah kita memuji, baru kita pindah ke masalah nilainya yang jelek .
“Nak, bunda kecewa deh dengan nilai ini. Kira2 bunda bisa bantu apa ya supaya nilai kamu nggak begini lagi?”

Enak kan..?
Dan apa akibatnya kalau kita melakukan ini?

Pertama, anak kita akan tahu betapa perilaku jujurnya itu sebagai sesuatu yang kita hargai.

Kedua, dia merasa bersalah dan berusaha tidak membuat kecewa orang tuanya lagi.

Ketiga, dia merasa orang tuanya tidak menghakimi, tapi membantu ia mencari jalan keluar, sehingga besok2 ia nggak perlu repot2 bohongin ortu. Karena lebih enak jujur saja.

Itu saja dulu. Mudah2an bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar