Kamis, 19 Februari 2015

PELAJARAN HEBAT DARI SEORANG ANAK MUDA BERTARIF 2 M !!


Minggu lalu saya datang di acara ulang tahun sebuah komunitas di sebuah café kecil di bilangan Jakarta Selatan. Ada beberapa kalangan yang hadir. Termasuk tokoh-tokoh di balik suksesnya beberapa UKM (Baca : Usaha Kecil Miliaran) di Indonesia. Sebut saja org dibalik suksesnya d’coz . Restoran seafood yang menawarkan makanan ‘High Quality but Stupid Price’ ini selalu bikin heboh dengan ide-ide gilanya! Terobosan-terobosannya bahkan tidak pernah kepikiran sama orang-orang kaya kita.

Tapi yang menarik perhatian saya justru bukan itu. Saya tertarik justru dengan kehadiran seorang anak muda (bukan berarti saya sudah tua!) yang menurut saya termasuk spesies “LANGKA” dan “PERLU DILESTARIKAN”. Perkiraan saya umurnya paling baru 25-30 tahun. Dia adalah Pendiri sebuah perusahaan Digital Consultant yang membidani lahirnya merk-merk terkenal di Indonesia melalui media sosial.

Seperti biasa saya senang banget berguru ilmu sama orang-orang seperti gini. Saya penasaran bagaimana mungkin seorang anak muda bisa bikin perusahan konsultan. Padahal kita tahu, modalnya seorang konsultan itu kan harus punya pengalaman dan track record yang panjang. Dan satu-satunya yang tidak bisa “dibeli” sama anak muda kaya begini adalah ya pengalaman dan track record itu sendiri.

Dia cerita kalau waktu lulus kuliah dulu, dia bekerja di salah satu perusahaan Konsultan asing. Perusahaan ini sangat terkenal dan menjadi konsultan beberapa perusahaan raksasa di Indonesia. Mulai dari mengurusi marketing research sampai strategi branding dia kerjain semua.

Nah, waktu kerja disana dia melihat ketimpangan antara perusahaan-perusahaan besar dengan para pelaku UKM. Perusahaan-perusahaan besar punya budget yang besar untuk mem-branding merk mereka. Bagaiman atidak sukses? Mereka didukung oleh tim ahli dan para konsultan yang memikirkan setiap langkah perusahaan-perusahaan ini secara detil dan terukur. Budgetnya juga jor-joran. Perusahaan-perusahaan ini membayar hingga miliaran rupiah ke perusahaan-perusahaan konsultan untuk mengurusi merk mereka supaya bisa menancap di pikiran konsumen Indonesia.

Bagaimana dengan UKM ? Boro-boro mikirin Branding, bisa nafas Senin Kamis aja sudah syukur. Buat mikirin operasional supaya tidak minus aja sudah empot-empotan apalagi kalau harus bayar konsultan untuk memikirkan strategi perusahaan. Terus si anak muda ini berpikir “Bagaimana mungkin UKM lokal kita mampu bersaing sama perusahaan raksasa asing kaya gini?”. UKM lokal kita lama-lama bisa babak belur harus bersaing sama merk global karena mereka hanya membuka usaha tanpa tahu strategi bisnis yang tepat.

Apa yang dia lakukan? Dia keluar dari perusahaan itu dan mendirikan sendiri perusahaan konsultan untuk para UKM supaya bisa bersaing sama merk-merk asing ini. Ia pasang tarif SEIKHLASNYA! Kadang pernah dibayar 2 M. 2 M ini bukan 2 Miliar, Tapi singkatan dari : Makasih Masss!!

Dia juga keliling ke kampus-kampus mengajari para mahasiswa yang mau jadi wirausaha muda untuk belajar branding. Dia meninggalkan gaji dan karir bagusnya di perusahaan lamanya untuk menjalani sebuah idealisme yang tidak jelas kemana arah masa depannya. Padahal Karir dan gaji tinggi adalah idaman setiap anak muda.

Singkat cerita, setelah sekian tahun, perusahaan kecil yang ia dirikan itu akhirnya mulai dikenal banyak orang dan membantu banyak perusahaan kecil naik daun. Bahkan perusahaannya sekarang ini mengerjakan project klien kelas kakap.

Nah apa yang menarik dari cerita ini bagi saya?

Semakin hari saya semakin sering dengar berita anak-anak muda seperti ini. Anak-anak muda yang meninggalkan karir dan gaji besarnya untuk sebuah idealisme sosial yang belum tentu ada duitnya. Malah ada lagi cerita seorang anak muda yang sukses di bisnis handycraft namun akhirnya justru ia berubah haluan dari niat bisnis menjadi niat sosial. Ia mengajari para narapidana di penjara berbagai keterampilan kerajinan tangan untuk dijual sehingga bisa merubah kondisi ekonomi para narapidana itu. Tapi justru dari situ akhirnya ia menjadi seorang jutawan muda. Hasil kerajinan tangan buatan para narapidana itu malah akhirnya mendunia.

Mereka ini adalah gelombang baru para SOCIAL ENTERPRENEUR yang memiliki tujuan sosial yang kuat dan merasa harus berbuat sesuatu yang memberikan Social Impact ke masyarakat . Buat mereka sukses itu punya definisi lain. Bukan uang atau materi. Tapi seberapa besar impact sosial yang bisa mereka berikan ke masyarakat. Sementara kita masih sibuk mengumpulkan uang untuk bisa jalan-jalan keluar negri sambil rajin mengupload foto hasil jalan2 kita itu di media sosial, mereka justru turun tangan ke masyarakat memenuhi panggilan jiwa mereka untuk membantu sesama. Mereka inilah orang-orang yang”SUDAH SELESAI DENGAN DIRINYA”.

Tapi yang lebih menarik dan aneh, begitu mereka merubah tujuan hidupnya dari cari uang menjadi menolong orang lain, justru rezeki mereka malah semakin melimpah dan tak terbendung. Jadilah mereka orang2 yang tidak hanya Mulia tapi juga sukses.

Pulang dari acara itu, saya jadi malu sendiri sama diri saya…!!!

1 komentar: