Selasa 12 Oktober 2012 pukul 20.30 waktu setempat, 2 tersangka teroris di tangkap di bandara Internasional Heathrow London. Penangkapan ini berhubungan dengan investigasi jaringan kelompok radikal di Eropa. Apa yang terjadi setelah itu adalah kebingungan para penumpang (terutama para pekerja kerah putih) dalam menghabiskan waktu selama dalam pesawat. Loh apa hubungannya?
Sejak
kejadian itu pemerintah
Inggris memperketat keamanan di bandara, termasuk melarang memasukkan laptop ke
dalam kabin pesawat. Semua barang elektronik harus dimasukkan ke dalam bagasi. Kebijakan
ini tentu sangat merugikan. Penumpang yang biasanya memanfaatkan waktu luang di
pesawat untuk menyelesaikan dokumen (atau malah membuat program aplikasi)
sekarang tidak bisa lagi mendapatkan kemewahan ini. Mereka harus mencari ‘sesuatu’ yang lain
untuk dikerjakan selama penerbangan.
Namun
ada hal menarik yang terjadi setelah kebijakan ini diterapkan. Penjualan buku
di toko buku sekitar bandara melonjak drastis. Para calon penumpang tampaknya
memilih aktivitas baru ‘pembunuh waktu’ selama penerbangan di dalam pesawat
dari pada sekedar tidur. Dan tentunya kebijakan ini berefek positif terhadap
industri lainnya seperti industri kertas, percetakan dan sebagainya. Inilah
salah satu contoh bahwa dunia yang kita tinggali semakin saling berhubungan
satu sama lain. Kebijakan keamanan di satu sisi mempengaruhi industri percetakan di
sisi lain misalnya.
Dulu saya tidak pernah tahu mengapa krisis moneter di suatu
negara yang jauh dari tempat tinggal saya bisa mempengaruhi harga nasi rames di
warung dekat rumah saya. Saya bingung misalnya, mengapa kebijakan Quantitative Easing
yang dilakukan pemerintah Amerika di tahun 2009, bisa membuat resah ratusan juta para pengkonsumsi tempe
di negara saya pada tahun 2015. Setelah membaca beberapa tulisan
bertema ekonomi global, saya pun mengerti kalau saat ini kita hidup di dunia
yang HYPER-CONNECTED atau sangat terkoneksi. Sebuah kejadian yang kelihatannya
tidak berhubungan dengan hidup kita di tempat yang jauh bisa membawa pengaruh
yang besar terhadap kehidupan kita disini.
Apa
impikasinya? Tentu saja hidup kita menjadi semakin rumit dan tidak pasti. Aspek
kehidupan kita di satu sisi semakin terkoneksi oleh banyak aspek kehidupan orang
lain di dunia yang lain. Semakin ruwetlah hubungan antar variabel yang mempengaruhi
kehidupan kita. Peluang terjadinya Uncertainty atau ketidakpastian meningkat
drastis!
Disinilah
menurut saya pentingnya membekali kemampuan anak-anak kita beradaptasi cepat
dalam menghadapi era yang dipenuhi ketidakpastian ini. Kalau dulu para pembuat kebijakan pendidikan
berusaha memprediksi perencanaan pendidikan apa yang paling pas untuk
mempersiapkan siswa menghadapi masa depannya, saat ini mereka benar-benar
dibuat kesulitan. Hal-hal yang dipelajari siswa hari ini belum tentu akan
relevan dengan apa yang akan mereka hadapi beberapa tahun kedepan. Sehingga
satu-satunya yang bisa kita bekali untuk masa depan anak-anak kita dalam menghadapi
ketidakpastian adalah kemampuan beradaptasi itu sendiri.
Para
siswa (termasuk mahasiswa) harus diajarkan berpikir cepat dan selalu memastikan
diri siap beradaptasi dengan tantangan-tantangan baru bahkan jika itu membuat
mereka harus keluar dari zona nyaman mereka untuk menghadapi kejutan masalah
baru (Bukankah hidup itu juga berisi kejutan demi kejutan masalah?). Disinilah urgensinya
menumbuhkan kemauan yang kuat untuk berinovasi dan belajar hal-hal baru ketimbang
hanya mendikte siswa untuk belajar hal-hal yang rigid (khas institusi
pendidikan). Tujuannya agar suatu saat nanti mereka tidak mengikuti generasi
sebelumnya yang hanya bisa marah-marah dan selalu mengeluh “krisis” saat
menghadapi ketidakpastian di berbagai bidang karena cara berpikir mereka yang rigid. Melainkan tumbuhnya generasi inovator yang mampu berselancar indah di
era yang dipenuhi gelombang ketidakpastian.
Setuju...tulisannya selalu mengena
BalasHapusIni Pak Yudha trainer ya.. :D
BalasHapus