Selasa, 01 Maret 2016

CERITA SEORANG ANAK YANG MENGGAMBAR TUHAN

Seorang guru sedang mengajar menggambar di depan sekelompok anak kelas 1 di sebuah sekolah dasar. Tema hari ini adalah menggambar bebas. “Kalian boleh menggambar apapun yang kalian suka” kata bu guru. Anak-anakpun mulai menggambar dengan semangat. Ada yang menggambar pohon dengan daun berwarna biru, mobil yang memiliki sayap dan bisa terbang, kura-kura yang lebih besar dari gajah dan sebagainya.

Di sudut belakang kelas seorang anak perempuan sangat tekun menggambar dan tampak larut dengan pekerjaannya. Sang guru yang penasaran dengan gambar anak ini berusaha mendekatinya dan bertanya. “Kamu sedang gambar apa sayang?”

Tanpa mendongakan wajahnya si gadis kecil menjawab” Aku sedang menggambar Tuhan”

Si ibu guru terkejut. “Loh kok kamu gambar Tuhan?” 

“Memangnya kenapa bu?” tanya si anak

“Tapi kan tidak ada seorangpun manusia yang tahu seperti apa Tuhan itu?” Kata si guru

Si anak menjawab sambil tersenyum dan mata berbinar-binar “Tenang bu...sebentar lagi mereka semua akan tahu”

Kisah ini menggambarkan betapa percaya diri dan imajinatif sebenarnya anak-anak. Orang dewasa sering kali gagal memahami pikiran anak-anak yang luar biasa. Atau bahkan lebih menyedihkan lagi orang dewasa benar-benar tidak tahu bahwa anak-anak sebenarnya mampu berpikir mendalam. Dalam banyak bukunya, John Holt  seorang tokoh reformasi pendidikan yang memiliki ribuan jam terbang dalam mengobservasi perilaku anak menemukan bahwa anak-anak tidak seperti yang kita kira. Ia bukan makhluk yang kosong dan pasif dalam menerima informasi. Anak bahkan sangat sensitif dengan cara kita mengajari mereka sebuah pengetahuan 

Cobalah sesekali perhatikan anak kecil yang cukup diberikan ruang eksplorasi oleh pola asuh lingkungannya, kita pasti akan dibuat kagum oleh pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan yang bahkan menurut saya lebih kritis dari kebanyakan mahasiswa di perguruan tinggi di Indonesia yang hanya mampu menghafal materi kuliah untuk menghadapi ujian akhir tanpa paham apa maknanya. Suatu saat saya pernah secara khusus mengamati dan mencatat pertanyaan apa saja yang diajukan anak saya dan berhasil membuktikan apa yang dikatakan John Holt. Saya pun dibuat bingung menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti :

Kenapa matahari bisa membuat kulit kita menjadi hitam?
Kenapa kita tidak bisa memegang bayangan kita?
Kenapa diruangan ini suara kita bisa ada yang mengikuti (echo)?
Kenapa tangan kita bisa menembus air tapi tidak bisa menembus tembok?
Kenapa ulet bisa ada di dalam jambu?
Kenapa pup kita bisa bau padahal makanan yang kita makan tidak bau?
Kenapa kaki kita bisa terasa pegal?
Kenapa orang besar kalau sikat gigi harus pakai odol yang rasanya pedas (mint)?
Kenapa kalau kita tidur kita tidak terasa kalau bergerak?
Bensin itu terbuat dari apa?
Petir itu terbuat dari apa?

Dan masih banyak lagi pertanyaan yang menunjukan bahwa anak-anak benar-benar memiliki potensi berpikir yang luar biasa. Begitulah dunia anak. Penuh imajinasi dan rasa ingin tahu. Itulah fitrah mereka sebagai makhluk yang selalu bertanya sekaligus berpikir. Tuhan telah membekali mereka dengan perangkat yang begitu hebatnya. Siapapun yang memperhatikan dengan cermat perilaku tumbuh kembang anak-anak kecil pasti akan mendapatkan sebuah kenyataan ajaib bahwa ternyata anak-anak kita bukanlah seperti kertas kosong. Mereka lahir kedunia ini sebagai pribadi yang utuh, lengkap dengan berbagai hasrat, emosi, hati nurani, bakat dan potensinya. Namun kebanyakan kitalah orang dewasa yang justru sering meremehkannya.

3 komentar:

  1. Mas yudha pemerhati anak-anak yah.. pertanyaan anak-anak memang sering membuat orang tua bingung, berfikir dan sadar. Iya ya... bersin terbuat dari apa yah? Mungkin anak-anak berpikir bersin salah satu jenis benda. :)

    BalasHapus
  2. Anak2 memang amazing. Imaginasinya luarbiasa..saya melihat anak bungsu saya yang superkreatif...begitu banyak pertanyaan yang diajukannya.

    BalasHapus